Sabtu, 05 Desember 2020

HEMATOLOGI II (FIBRINOLISIS DAN ANTIFIBRINOLITIK)

 

    A. FIBRINOLISIS

Fibronilis adalah kondisi hancurnya fibrin (salah satu agen pembeku darah yang diproduksi dalam darah sebagai produk akhir koagulasi). Fibrinolisi merupakan proses penghancuran deposit fibrin oleh sistem fibrinolitik sehingga aliran darah akan terbuka kembali. Dimana darah juga mengandung enzim fibrinolitik yang berguna mencegah pembentukan gumpalan atau pembekuan darah pada area yang terluka, sehingga tidak akan menghalangi aliran darah, dan juga enzim ini akan menghancurkan fibrin bila luka telah sembuh.



Sitem fibrinolitik merupakan sistem enzim multikomponen yang menghasilkan pembentukan enzim aktif plasmin. Plasmin menyebabkan degredasi fibrin, meningkatkan jumlah produk degredasi fibrin yang terlarut. Pada fibrinolisis primer diduga disebabkan oleh pembentukan plasmin yang berlebihan dalam tubuh. Sitem fibrinolitik terdiri dari tiga komponen utama yaitu : Plasminogen; Akivator plasminogen dan inhibitor plasmin.

Fibrinolisis Primer

Fibrinolisis primer (Fibrinogenolisis) adalah proses penghancuran fibrinogen oleh plasmin. Penyekit ini disebabkan oleh pembentukan plasmin yang berlebihan didalam tubuh. Hal ini merupakan akibat masuknya activator plasminogen kedalam darah secara berlebihan sehingga plasmin yang terbentuk melampaui kemampuan antiplasmin untuk menetralkannya. Selain menghancurkan fibrinogen, plasmin juga menghancurkan faktor V dan VII. Akibat proses penghancuran tersebut, maka terjadi penurunan kadar fibrinogen, faktor V dan VIIserta peningkatan kadar FDP.

Fibrinolisis Sekunder

            Fibrinolisis sekunder adalah pembentukan fibrin yang diikuti dengan proses penghancuran fibrin oleh plasmin. Sedangkan fibrinolisis primer adalah proses penghancuran fibrinogen oleh plasmin.

Aktivasi plasminogen terjadi melalui 3 jalur yang berbeda yaitu :

    1. Jalur intrinsik

Jalur intrinsik melibatkan faktor XII, prekalikrein dan HMWK. Aktivasi faktor XII menjadi faktor XII a yang akan mengubah prekalikrein menjadi kalikrein dengan adanya faktor XIIa akan mengubah prekalikrein menjadi kalikrein dengan adanay HMWK. Kalikrein yang terbentuk akan mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin, juga mengubah faktor XII menjadi faktor XIIa.

    2. Jalur ekstrinsik

Pada jalur ekstrinsik aktivator yang terdapat didalam jaringan atau endotel pembuluh darah akan dilepaskan kedalam darah bisa terdapat amin vasoaktif dan protein C.

    3. Jalur eksogen

Aktivator eksogen contohmya adalah urokinase yang dibentuk ginjal dan diekresi bersama urin, dan streptokinase yang merupakan produk streptokokus beta hemolitikus dan urokinase (urin).

Mekanisme fibrinolisis

            Pembuluh darah yang terluka akan mengadakan vasokontriksi dengan tujuan memperlambat aliran darah yang keluar. Dengan demikian kontak antara trombosit dengan pembuluh darah ditingkatkan. Vasokontriksi ini hanya berlangsung sebentar, kurang dari 1 menit. Dalam beberapa detik setelah terjadinya luka trombosit akan mengadakan adesi pada jaringan kolagen. Untuk terjadinya adesi ini dibutuhkan suatu glikoprotein dari membran trombosit  (glikoproteun Ib) dan suatu faktor yang ada didalam plasma yang dikenal dengan von willebrand faktor. Setelah adesi terombosit maka akan terjadi sekresi bahan-bahan antara lain ADP. ADP dan trombosan A2 sebagi hasil sintesa dari prostaglandin yang berasl dari posfo lipid membran trombosit, akan mempengaruhi agregasi dari trombosit. Dipermukaan trombosit yang mengadakan agregasi akan dihasilkan fosfolipid membran yang berperan dalam pembekuan darah. Dengan adanya agregasi trombosit akan terbentuk suatu trombosit yang tidak stabil, sumbat trombosit ini kemudian menjadi stabil dengan adanya fibrin sebagai hasil akhir adanya proses koagulasi sehingga akhirnya terbentuk subat menjadi stabil.

Etiologi

Penyebabnya ialah infeksi, komplikasi kehamilan, setelah operasi dan keganasan. Disamping itu dapat pula timbul pada sirosis hepatis, LES, uremia, latihan terus menerus, kadar gula darah rendah (hipoglikemi), dan kekurangan oksigen untuk jaringan (hipoksia)

Patofisiologi



            Patofisologi sitem fibrinolitik ditunjukkan dengan hubungan antara fibronoliss abnormal dan kecendrungan perdarahan atau trombosis. Fibrinolisis merupakan kelainan hemostatik yang terkait dengan trombosit. Aktivitas fibrinolitik yang menurun bisa disebabkan oleh kerusakan sintesis atau kerena pelepasan aktivator plasminogen tipe jaringan (t-PA) dari dinding pembuluh darah yang dikarenakan oleh defisiensi atau defek dungsional pada molekul plasminoger atau fibrinogen atau yang lebih sering pada peningkatan kadar penghambat t-PA.

            Fibrinolisis yang berlebihan dapat disebabkan oleh peningkatan kadar t-PA, defisiensi alfa 2-antiplasmin atau defisiensi aktivator inhibitor plasminogen-1 (PAI-1). Fibrinoliss yang berlebihan dapat menyebabkan kecenderungan perdarahan.

Manifestasi klinis

            Pasien biasanya tidak mengalami pendarahan berat tetapi berisiko tinggi mengalami perdarahan akibat hipofibrinogenemia. Jiak ditemukan tanda trombositopenia, maka harus meningkatkan kecerugiaan terhadapa perkembangan KID.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fibrinolisis :

    1.  Usia

Proses fibroinolisis pada anak-anak dan dewasa lebih cepat dari pada orang tua. Orang tua lebih ssering tekena penyakit kronis, penurunakan fungsi hati dapat sitensis dari faktor pembekuan darah.

    2. Merokok

Merokok dapat menaikkan fibrinogen darah, menambah agregasi trombosit, menaikkan hematokrit dan viskositas darah.

    3. Aktivitas fisk

Pengaruh aktivitas fisik terhadap  keseimbangan hemstatis pertama kali diamati oleh john hunterk pada tahun 1794 dimana ia menemukan darah hewan yang tidak membeku setelah lari jarak jauh. 150 tahun kemudian dilakukan penelitian ilmiah oleh bigss dkk pada tahun 1947 dimana ditemukana bahwa latihan fisk memacu aktivitas fibrinolisis darah.

 

    B. ANTIFIBRINOLITIK

Antifibrinolitik obat yang digunakan sebagai terapi yang dapat mencegah resiko re-bleeding. Antifibrinolitik bekerja menghambat sitem fibrinolitik yang merupakan proses berkebalikan dari koagulasi atau pembekuan darah.

Aminomethylbenzoic acid merupakan suatu agen antifibrinolitik yang berfungsi menghambat lisisnya clot (bekuan) darah atau trombus. Obat aminomethylbenzoic acid digunakan untuk mengatasi pendarahan masif dan kelaian koagulasi lainnya. Pendarahan internal yaitu pendarahan yang terjadi di dalam tubuh. Pendarahan internal cenderung sulit diamati dan didiagnosis, serta seringkali mengakibatkan trauma atau perlukaan. Pendarahan masif ditandai dengan hilangnya darah dalam jumlah besar dan pasien mengalami gejala shock. Pendarahan masif lebih umum pada pasien dengan kanker.Beberapa obat juga dapat meningkatkan risiko pendarahan, meliputi NSAID (non-steroidal anti-inflammatory drug), steroid, dan antikoagulan (termasuk warfarin dan heparin dengan berat molekuler rendah).  Gangguan koagulasi merupakan kondisi yang mempengaruhi aktivitas pembekuan darah. Gangguan koagulasi meliputi penyakit hemofilia, penyakit Von Willebrand, defisiensi faktor pembekuan, kondisi hypercoagulable (darah sangat mudah menggumpal), dan deep venous thrombosis.

Asam traneksamat merupakan analog asam aminokaproat, dan bekerja menghambat proses fibrinolisis, yaitu mencegah aktivasi plasminogen menjadi plasmin yang dapat menghancurkan fibrin dan faktor pembekuan lain. Selain itu, berkurangnya jumlah plasmin yang beredar akan mengurangi aktivasi sel inflamasi dan protein, termasuk monosit, neutrofil, platelet, komplemen, dan sitokin, sehingga obat ini mempunyai efek antiinflamasi. Aktivasi plasminogen menjadi plasmin oleh sinar ultraviolet juga dapat dihambat, oleh karena itu asam traneksamat dapat mengurangi hiperpigmentasi.



Farmakokinetik

Farmakokinetik asam traneksamat adalah diabsorpsi secara cepat di plasma darah, berikatan dengan protein dan didistribusikan melalui plasma ke jaringan, sebagian kecil yang dimetabolisme, dan kemudian dieliminasi melalui ginjal. 

Farmakodinamik

Farmakodinamik asam traneksamat (tranexamic acid) merupakan derivat asam amino lisin yang bekerja menghambat proses fibrinolisis, sehingga mempercepat perdarahan berhenti. Asam traneksamat bekerja pada proses pembekuan darah. Asam traneksamat merupakan derivat asam amino lisin yang bekerja menghambat proses fibrinolisis. Asam amino lisin yang memiliki afinitas tinggi akan menempel pada reseptor plasminogen, sehingga plasmin tidak dapat diaktifkan. Akibatnya proses degradasi fibrin dan faktor pembekuan lainnya oleh plasmin tidak terjadi.

Efek Samping dan Interaksi Obat

Efek samping pemberian asam traneksamat (tranexamic acid) yang sering dilaporkan adalah nyeri kepala (50,4%), hidung berair dan tersumbat (25,4%),  nyeri abdomen (19,8%), dan myalgia (11,2%). Hipotensi terjadi apabila injeksi yang terlalu cepat. Interaksi obat asam traneksamat yang  harus diwaspadai adalah penggunaan bersama kontraseptif hormonal, bisa meningkatkan efek trombogenik yang menyebabkan deep vein thrombosis (DVT), emboli paru, thrombosis cerebral, nekrosis renal akut, atau obstruksi arteri dan vena retina sentra.

Indikasi asam traneksamat (tranexamic acid) diberikan pada kasus-kasus perdarahan, seperti trauma disertai perdarahan, perdarahan intrakranial, perdarahan postpartum, menorrhagia, persiapan operasi ortopedi dan bypass arteri koroner, hifema, epistaksis dan hemoptisis. Dapat diindikasikan juga pada kasus angioedema herediter, dan melasma. Asam traneksamat digunakan pula untuk pasien hemofilia yang akan melakukan pencabutan gigi.

 

PERTANYAAN

    1. Bagaimana mekanisme absorbsi obat Aminomethylbenzoic acid sampai memberikan efek ketubuh ?

    2.  Kenapa obat Asam traneksamat dapat menyebabkan  efek trombogenik serta bangaiman proses metabolisme obatnya ?

3    3. Bagaimana cara meningkatkan bioavailabilitas dalam darah dari obat Aminomethylbenzoic acid ?

DAFTAR PUSTAKA

Doda, D. V. D., H.Polii. S. R. Marunduh dan I. M. Sapulete. 2020. Fisiologi Sistem Hematologi. Deepublish, Yogyakarta.

Firani, N. K. 2018. Mengenali Sel-sel Darah dan Kelainan Darah.UB Pess, Malang .

Zahroh, R Dan Istiroha. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Hematologi. Jakad Publishing, Surabaya.

8 komentar:

Reumatoid Artritis

  REUMATOID ARTRITIS Reumatoid artritis merupakan penyakit multisistem kronik yang ditandai oleh beragam manifestasi klinis, dengan awitan...